Monday, November 10, 2008

Ke-Indonesia-an ala Tukang Becak 1

Bila sesekali ke daerah, terutama di kota-kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta, akan Anda jumpai becak-becak yang dihiasi bagian belakang joknya dengan lukisan. Umumnya adalah lukisan-lukisan aliran naturalis dengan tema panorama alam. Biasanya panorama alam pedesaan. Umumnya pula lukisan tersebut hasil goresan tangan para pelukis amatir.

Beberapa lukisan ada yang dibuat bagus, artinya menggunakan cat (kayu) yang bagus dengan goresan kuas yang bagus pula (sempat terpikir oleh saya, uang darimana Pak Becak membayar honor pelukis? atau bisa jadi lukisan tersebut merupakan iklan keliling para pelukis amatir itu?). Ada pula yang dibuat setengah bagus, dan juga ada yang dibuat dengan teknik dan bahan cat sekadarnya.

Namun bila menikmati lukisan-lukisan di becak-becak itu ada makna nan dalam yang tersirat. Seperti ungkapan kekaguman kepada Tuhan atas alam yang diciptakan, bisa juga kerinduan akan (kehidupan) kampung halaman, ada sawah dengan padinya yang menguning, gunung-gunung, awan putih dan langit cerah, rumah-rumah kampung dengan kehidupan yang gemah ripah loh jinawi khas Indonesia. Apakah lukisan itu mewakili mimpi-mimpi para Tukang Becak, betapa mahalnya sebuah kehidupan yang gemah ripah di dalam lukisan, yang tentu berbeda dengan "lukisan" hidup yang nyata yang dialami oleh para tukang becak itu.

Daniel Supriyono

Foto diambil di Dermaga Wijayapura, kota Cilacap (7/11/2008)

No comments: