Wednesday, November 18, 2009

Budi Pekerti dalam Lagu anak Bahasa Jawa

Dua pekan ini ibu saya yang selama ini tinggal di Kudus, Jawa Tengah, berada di rumah saya di Larangan, Ciledug, kodya Tangerang, Banten. Selain menengok anak-anak dan cucu-cucunya yang tinggal di Jabodetabek, keberadaannya tentu sebagai obat kangen. Selain itu juga memberikan spirit dan inspirasi bagi kami, terutama bagi Lintang Wengi, anak saya.

Bila malam menjelang Lintang tidur, eyang putrinya mengajarkan budi pekerti lewat lagu anak-anak berbahasa Jawa. Saya pun menyimak dan mengikuti karena memang saya pernah diajarkan (baik di sekolah atau di rumah) ketika saya masih duduk di bangku SD di Kudus. Kenangan saya melayang jauh ke masa kanak-kanak saat diajarkan budi pekerti lewat lagu-lagu itu. Diantara lagu-lagu budi pekerti itu terdapat lirik-lirik seperti ini :

Lagu I :

Aku duwe tangan loro kiwa karo tengen
Aku iso melangkrik, teplok, lan njepapang
Yen aku arep ma’em wijik sik tanganku
Supaya ora bisa duwe lara ngelu. . . .


( Aku punya tangan dua, kiri dan kanan
Aku bisa berkacak pinggang, tepuk, dan merentangkan tangan
Bila aku mau makan, basuhi tanganku
Supaya tidak akan kena sakit pusing . . .)


Lagu II :

Siji . . .Loro . . . Telu
Astane sedeku
Mirengake Bu guru menawa didangu
Papat nuli Lima
Lenggahe sing tata
Aja padha sembrana
Mundak ora bisa


( Satu. . .Dua . . .Tiga
Tangannya sedada
Simak Bu Guru mungkin akan ditanya
Empat terus Lima
Duduknya yang tertib
Jangan pada sembrono
Nanti tidak bisa.)


Koleksi foto : Europese Bibliotheek-Zaltbommel, 1970, De Javansche Vorstenlanden in Oude Ansichten, Amsterdam: De Bussy Ellerman Harms n.v..

No comments: